Minggu, 10 Februari 2013

Satu Rumah Ibadah Satu Perpustakaan

Indonesia adalah negara dengan beragam suku, budaya, bahasa, agama dan lainnya. Dari sabang sampai merauke tergabung menjadi sebuah kesatuan bernama Indonesia. Menjadi negara multikultural bukan suatu hal yang mudah, begitu banyak tantangan yang harus dihadapi. Dalam hal itu perbedaan persepsi yang kerap kali memicu timbulnya konflik, dari konflik kecil sampai konflik yang serius. Konflik yang sering muncul adalah berkaitan dengan SARA. Hal itu terjadi karena kurangnya pemahaman dan informasi masyarakat terhadap golongan yang lain.

Mulai dari pelecehan, kekerasan, bahkan sampai adanya perusakan terhadap rumah-rumah ibadah. Ironisnya tindakan kriminal tersebut mengatas namakan gerakan keagamaan. Akan sangat berbahaya jika kasus-kasus tersebut terus berlanjut. Dalam hal ini perlu adanya pemahaman dan informasi lebih lanjut bagi masyarakat untuk meminimalisir terjadinya tindak-tindak yang berbau pada pelecehan dengan unsur SARA.
Perpustakaan adalah sarana untuk memperoleh informasi tersebut. Informasi mengenai betapa indahnya perbedaan dan saling menghargai satu sama lain. Menurut hemat penulis, rumah ibadah di Indonesia hampir di segala penjuru ada, menyesuaikan dengan agama masyarakat sekitar. Menggabungkan dua komponen tersebut akan menjadikan pemikiran masyarakat seimbang. Rumah ibadah sebagai pengontrol spiritual sedangkan perpustakaan sebagai pengontrol jalan pikiran.
Perpustakaan akan memperlihatkan dunia luar dari yang tidak pernah masyarakat lihat sebelumnya. Sehingga masyarakat akan lebih mengetahui sebelum mereka berpendapat bahwa dunia luar yang dahulunya mereka benci tidak mereka benci dengan pengetahuan seadanya saja. Perpustakaan akan membentuk karakter multikulturalisme jika menfaatnya sudah sampai tahap itu. Pada akhirnya gagasan untuk diadakannya perpustakaan di satu tempat ibadah sangat perlu untuk menyeimbangkan pemikiran masyarakat Indonesia khususnya yang sangat beragam ini agar terhindar dari kekerasan, terutama kekerasan berkedok kepentingan keagamaan. Dan tentu akan menjadikan masyarakat lebih menghargai golongan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar